Sabtu, 10 Januari 2015

Peluang dan Tantangan Koperasi Dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Tahun 2015



PENDAHULUAN



LATAR BELAKANG


            Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian Koperasi dan UKM RI yang ditemui SWA Online beberapa waktu lalu menjelaskan beberapa data mengenai tantangan dan peluang Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya di Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.

            Menurutnya, total Gross Domestic Product (GDP) ASEAN tercatat di ASEAN Secretary di tahun 2012 lalu menembus angka US$ 2.327 miliar  dengan pasar sebesar US$ 600 juta. Angka ini akan terus bertambah apalagi ekonomi ASEAN memiliki daya tarik yang tinggi. sebagian besar perdagangan barang intra-ASEAN menikmati tarif 0% (zero tarif). Oleh karenanya ASEAN mampu bertahan ditengah krisis belahan dunia lainnya.

            Hasil survei Japan ASEAN Integration Fund (JAIF) pada 2012 lalu mencatat 73% para pelaku bisnis di ASEAN yang menjadi responden berpandangan bahwa integrasi ASEAN akan memberikan manfaat peningkatan Ekonomi, dan 64% kalangan publik meyakini bahwa integrasi ASEAN akan meningkatkan kondisi secara keselurahan.

            Lalu bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia sudah siap menghadapi MEA yang sudah di depan mata ini? I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian Koperasi dan UKM RI menceritakan kondisi dan kesiapan Indonesia menghadapi MEA 2015 kepada SWA Online di Smesco Jakarta beberapa waktu lalu.





ANALISIS DAN PEMBAHASAN


            Indonesia pastinya siap bersaing di MEA 2015 walau terjadi pelemahan ekonomi. Seperti yang kita ketahui, ekonomi Amerika dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan moneter yang loose, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara), yang menikmati pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam Indonesia yaitu sebesar 6,4% (Bank Dunia 2011) berada pada urutan ketiga di Asia, setelah Cina dan India. MEA yang berlaku pada tahun 2015 bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemampuan sosial, dan pengembangan budaya. 



Peluang MEA bagi koperasi :
1.   Globalisasi ekonomi terutama implementasi MEA dapat menciptakan peluang pasar bagi produk UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah ASEAN berjumlah 24% pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 65% pada tahun 2030 (menurut ADB).

2. Potensi pengembangan industry nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di kawasan dengan di topang pasar domestic yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi yang meingkat dan sumber daya alam yang besar.

3.      Perdangan intra – ASEAN cenderung meningkat.

4.  Keunggulan produk UKM (memiliki keunikan/nilai seni tinggi berbasis kebudayaan local, handmade) dan telah memenuhi standar kualitas.

5.      Dukungan kebijakan pemerintah/ lintas terkait peningkatan daya saing produk.

6.  Semakin terbukianya peluang pasar internasional dan kerjasama ekonomi baik secara bilateral, kawasan, maupun regional.

Adapun tantangan yang harus di hadapi :
1.      Standar produk yang sesuai dengan ketentuan ASEAN atau internasional.

2.      Desain dan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar.

3.      Kesinambungan kegiatan produksi.

4.      Belum semua UKM melihat MEA 2015 sebagai peluang.

5.      Fasilitas Pembiayaan yang belum dimanfaatkan.

6.      Kreativitas dan inovasi guna peingkatan daya asing.

7.      Sebagian UKM masih bergantung pada lembaga keuangan informal.

8.      Informasi yang belum terpusat.

9.      Aktifitas promosi ekspor terbatas.

10. Keraguan Bank untuk memberikan pinjaman jepada UKM

11. Mahalnya biaya penyesuaian standard dan sertifikasi internasional.

Solusi yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan berikut adalah :
1.      Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi UKM

2.      Meningkatkan akses sumber daya produksi

3.      Pengembangan jaringan pemasaran produk UKM

4.      Meningkatkan daya saing SDM UKM

5.      Fasilitasi peningkatan kapasitas

6.      Fasilitasi peningkatan produktivitas dan mutu UKM

7.      Pengembangan wirausaha (UKM) berpotensi untuk ekspor

8.      Perluasan/perkembangan sarana promosi ekspor UKM

9.      Penataan toko Koperasi

10. Penataan PKL
    

           

           

KESIMPULAN

            Masuknya MEA ke Indonesia sangat berdampak bagi koperasi yang ada di Indonesia, pengaruh MEA juga dapat memberikan peluang yang sangat baik untuk masyarakat Indonesia, tetapi juga memiliki tantangan yang cukup besar bila masyarakat Indonesia tidak memperhatikan produk didalam/ buatan Indonesia sendiri. Pemerintah juga harus turun untuk ikut berperan penting dalam mengahadapi MEA ini.