Jumat, 03 Juni 2016

Resensi Hello Happiness



Hello Happiness



Judul                           : Hello Happiness
Pengarang                   : Ajahn Brahm
Penerbit                       : Awareness Publication
Tahun Terbit                : 2015
Jumlah Halaman          : 365 lembar
ISBN                           : 978-602-8194-79-2
Harga                          : Rp. 50.000,00

            Hello Happiness mengajarkan kita untuk selalu berbahagia, buku motivasi ini memiliki cover yang bagus, dengan pohon yang memiliki hati, cacing yang melihat kearah pohon tersebut dan seseorang yang memegang penyiram bunga untuk menyiram pohon tersebut.

            Hello Happiness seperti judulnya buku ini mengajarkan bagaimana kita untuk berbahagia, terdapat banyak sekali pesan yang dapat kita ambil dari setiap bacaan tersebut, seperti satu kata yang saya ambil dari buku tersebut “Jangan Lupa Tertawa” kata tersebut sangat mudah untuk dilakukan akan tetapi ada kalanya kita tak dapat tertawa.

            Hello Happiness menggunakan gaya bahasa yang sangat mudah untuk dipahami, buku ini dapat dikonsumsi oleh segala umur, mulai dari anak kecil, remaja, hingga dewasa dengan teknik penyampaian yang enak dilihat membuat pembaca tidak bosan dalam membaca buku ini.

            Ajahn Brahm lahir di London, 1951. Sarjana Fisika Teori Universitas Cambridge ini menjadi bhikkhu pada usia 23 di tahun Thailand. Kini ia adalah kepala wihara dan pusat meditasi terbesar di Australia. Ia dianugerahi medali John Curtin atas wawasan dan pelayanannya kepada masyarakat. Penulis trilogy “Si Cacing dan Kotoran Kesayangnnya” ini diminati di seluruh dunia karena gaya tuturnya yang ceria dan cendikia. Buku ini berisi petikan bajik – bajik yang disarikan dari 40 warsa pengalaman Ajahn Brahm sebagai praktisi spiritual lintas agama dan bangsa.

Resensi Max Havelaar



MAX  HAVELAAR
 


Judul                           : Max Havelaar
Pengarang                   : Multatuli
Penerbit                       : Narasi
Tempat Terbit              : Yogyakarta
Tahun Terbit                : 2015
Cetakan                       : Ketiga, 2015
Ukuran                        : 15 X 23 cm
Jumlah Halaman          : 396 lembar
ISBN                           : 978-979-168-088-2
Harga                          : Rp. 75.000,00

            Multatuli merupakan nama samara dari Eduard Douwes Dekker. Dia adalah anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada tahun 1840. Tahun 1842 ia meminta untuk dipindahkan ke Sumatra Barat. Di tahun yang sama pula, ia dipindahkan ke Natal, Sumatra Utara, untuk bertugas sebagai kontelir. Baru setelah itu, dirinya ditugaskan di wilayah Lebak, Banten.

            Selama bertugas sebagai perpanjangan tangan kolonial Belanda, Eduard Douwes Dekker justru menolak tegas model pemerintahan Belanda. Ketidakadilan, perampasan, serta penjajahan merupakan titik awal dari kritik dan penolakannya. Seorang Eduard Douwes Dekker jauh lebih memalingkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan, serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi Hindia-Belanda, terutama di wilayah yang pernah menjadi tempatnya bertugas.

            Buku ini sangat cocok dibaca bagi orang – orang yang menyukai sejarah dan orang – orang yang berpikir kritis. Cover buku ini menarik karena mengundang pertanyaan disetiap pemikiran orang, gaya bahasa yang agak sulit dimengerti membutuhkan konsentrasi yang tinggi serta pemahaman pada setiap kata yang tertuang di buku ini.

            Buku ini ditulis Multatuli disebuah losmen yang disewanya di Belgia, pada musim dingin tahun 1859. Tulisannya merupakan kritik tajam yang telah “membuka” sebagian besar mata public dunia, tentang betapa perihnya arti dari sebuah penindasan (kolonialisme). Dengan sebuah keyakinan yang termanifestasikan dalam ungkapan, “Ya, aku bakal dibaca”, Multatuli berjuang menghadirkan sebuah mahakarya sastra yang patut menjadi pelajaran bagi seluruh bangsa.