Sabtu, 02 Mei 2015

Endless Love



ENDLESS     LOVE



Seorang wanita setengah mabuk turun dari taksi. Dengan setelan kantoran dan tas tangan yang terlihat cukup berat, berjalan dengan gontai. Aku mendekatinya secara perlahan dari belakang. Tanpa ia sadari aku telah berada di belakangnya. Lehernya yang kurus dan putih membuatku tidak bisa menahan nafsu. Teriakan keras terdengar malam itu. Darah bercucuran di sepanjang jalan setapak, tetapi tidak ditemukan mayat siapapun. 

Aku adalah seorang vampire yang setiap malamnya keluar untuk mencari mangsa seorang perawan cantik. Kehidupan ini sudah kujalani lebih dari 500 tahun. Meskipun pernah tertangkap basah oleh beberapa saksi mata, tetap tidak ada yang menyadari keberadaanku didunia ini. Hidup seperti manusia normal, tinggal di sebuah perumahan elit, dan membuka sebuah kedai kopi di pinggir jalan dekat kampus. Sebut saja aku David James. Namaku kebarat-baratan karena orang tuaku berasal dari Kanada. 

“kau dapat santapan lezat semalam?” tanya Aliane

“kurang lebih begitu lah”

Alieane Faye. Kakak perempuan yang tinggal bersamaku. Umur kami berbeda 89 tahun. Tapi, meskipun ia lebih tua dariku, dia tetap terlihat masih sangat muda. Dengan mengonsumsi darah bayi, ia bisa terlihat seperti adikku. Sebenarnya dia bukan kakak kandungku, tetapi dia bernasib sama denganku. Aku diasuh olehnya sejak aku masih kecil.

~*~*~**~*~*~*~**~*~

Malam itu, malam berkabut, malam jumat yang sangat sepi. Aku duduk diatap rumah. Memperhatikan seorang wanita. Wanita yang menarik bagiku. Aku bertekad untuk meminum darahnya. Aku mendekatinya perlahan-lahan, tanpa kusadari dia hilang dalam sekejap mata dan berdiri dibelakangku. Dengan taring tajamnya, ia menghampiri leherku seperti ingin meminum darah. Aku langsung menarik lengannya dan membekuknya. 

“heeii, aku juga vampire sepertimu, mana bisa kau minum darahku, aku saja tidak punya darah”

“kukira kau orang jahat, lepaskan tanganku!” bentaknya

“baiklah.. baiklah.. kulepaskan..”

Seperti angin berlalu, wanita itupun menghilang entah kemana. 

“sudahlah.”

Setelah puas meminum darah, aku kembali ke rumah. Aku terus memikirkan kejadian tadi. Rambut ikal kecokelatan, dress putih yang menari-nari terkena angin malam yang sejuk, wajahnya yang tirus, mata bulat yang indah, semuanya teringat jelas dipikiranku. 

~*~*~*~**~*~*~*~**~

Pagi yang cerah. Dimulai dari sinar matahari yang mengacaukan penglihatanku.

“sial, aku lupa menutup jendela semalam”

Aku pun segera berdiri dan menggunakan tongkat baseball yang ada di sebelah kasurku untuk menutup jendela. Lalu ku bersihkan gigi putihku, meskipun gigiku tidak kotor dan masih terlihat sangat putih. 

“James.. ganti bajumu dan cepat turun, temani aku belanja kebutuhan kita”

Tanpa pikir panjang aku melakukan apa yang kakakku suruh. Jaket hitam, masker, celana jeans hitam kebiruan dan tidak terlupakan kacamata hitam besar untuk melindungi mataku dari sinar UV pagi ini. 

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~**~*~

Lampu hijau berganti lampu merah, akupun menginjak pedal rem dengan perlahan. Sembari menunggu aku memperhatikan sekitarku. Mataku tertuju pada sosok yang aku pernah liat sebelumnya. Vampire wanita itu berjalan tepat di depan kedai bubur. Aku terus memperhatikannya hingga tidak sadar lampu merah telah berganti menjadi hijau. Aku pun melajukan mobilku mengantar kakakku.

Di supermarket, aku tidak bisa konsentrasi. Menabrak barang, memecahkan telur, hingga menakutin seorang anak kecil yang tesesat. Aku terus berpikir tentang wanita itu. Dress biru mudah yang terlihat pas di tubuhnya serta tas tangannya yang bernuansa vintage dan tidak lupa topi putihnya. Semuanya terlihat sempurna dipakainya. Aku tidak tau apa yang kupikirkan sekarang, yang aku tahu, aku ingin menemuinya sekali lagi dan bertanya hal-hal mengenai dirinya. 

“apa yang kau pikirkan? Tingkahmu aneh hari ini”

“ahh.. tidak.. tidak ada apa-apa”

“apa kau jatuh cinta pada manusia lagi?”

Jatuh cinta pada manusia adalah hal yang terlarang bagi bangsa vampire. Karena jika aku mencintai manusia, aku hanya bisa menyakitinya. Hanya bisa meminum darahnya, membuat aku membunuhnya secara perlahan. 

“kau bicara apasih? Jangan ngaco!

“tapi.. tingkahmu aneh hari ini, tidak biasanya kau seceroboh ini”

“sudahlah, jangan dipikirkan! Selesaikan belanjaanmu dan kita kembali kerumah”

“baiklahh..”

~*~*~*~*~*~*~*

Senja hari ini, aku berjalan-jalan memperhatikan wanita-wanita cantik yang akan kuminum darahnya malam nanti. Aku berjalan-jalan ditengah kota yang cukup ramai. Untungnya tidak ada satu orangpun yang mencurigaiku karena aku selalu berpindah-pindah tempat untuk mencari wanita. 

Kuikuti langkah seorang wanita yang telah aku perhatikan sejak tadi. Aku melakukannya seperti biasa. Saat aku henndak menggigit lehernya wanita itu muncul dan melemparku cukup jauh. Setidaknya wanita yang ingin kuminum darahnya tidak melihatku. Wanita yang ada dibenakku belakangan ini, sekarang ada di hadapanku dan sedang membekukku.

“apa yang kau lakukan?!”

“menurutmu apa?”

“haiishh.. jawablah yang benar, aku serius!!”

“tidak benar jika kau terus menerus meminum darah manusia”

“APA?! Aku kan vampire, dan semua vampire meminum darah!”

“tidak.. tidak semua vampire rakus akan darah sepertimu!”

“heii?! Apa maksudmu?! Siapa kauu?”

“aku? Aku Charis Sofia”

Aku terdiam sejenak, berusaha mengingat-ingat nama yang aku dengar barusan. Sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Aku pun teringat dengan suatu kejadian dimasa lalu. Masa dimana aku masih kecil. Ketika aku masih berada di Kanada. Bermain ditengah daun maple yang berguguran. Dingin. Tapi aku tetap merasa hangat karena ada seorang wanita yang menemaniku. Wanita yang sekarang ada di hadapanku. Wanita yang kucari selama ini. Dialah cinta pertamaku.

Setelah beberapa saat aku mengingat. Aku kembali menatap wajahnya. Menyentuh pipinya dengan lembut. Tidak ada yang berubah darinya. Dari sikapnya, dari wajahnya, hanya saja dia semakin dewasa. Aku bertanya-tanya kemana dia selama ini. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat untuk saat ini.

~*~*~*~*~*~*~*~**~*~

“heii pemalas, cepat bangun!!” teriak Sofia di pagi buta membangunkan James

“hoamm.. jam berapa ini? Ini masih terlalu pagi, keluarlah!!” kataku sambil merenggangkan otot-ototku

“ini sudah pukul 06.00, cepat bangun! Ada hal yang harus kubicarakan”

“nanti sajalah, aku masih ngantuk” bujukku sambil menggeliat diatas kasur seperti anak kecil

“tidak ada waktu lagi, cepat bangun!” paksanya sambil menarik selimut dan tanganku

“baiklah.. baiklah.. aku bangun” jawabku dengan wajah kecut dan setengah tertidur
Aku turun bersama Sofia menemui kakakku di ruang tv. Entah hal sepenting apa yang akan dibicarakan Sofia. Aku hanya bisa menurutinya untuk bangun sepagi ini. 

“aku akan kembali ke Kanada” Kata Sofia yang membuat aku dan kakakku terkejut

“bagaimana bisa?! Kita baru saja bertemu” protesku

“tapi aku harus kembali, ayahku membutuhkanku disana”

“apa kau tidak berminat untuk menginap disini beberapa hari saja?” rayu Aliane

“aku tidak bisa, kemarin malam, ayahku diserang oleh beberapa penjahat, aku harus melindunginya”

“kalau emang itu keputusanmu, aku tidak bisa berbuat apa-apa” kataku pasrah

“aku akan sering-sering menghubungi kalian” jawabnya dengan senyum manisnya

Aku mengantarnya menuju bandara. Selama perjalanan Sofia terus menerus memintaku untuk tidak mengkhawatirkannya. Aku cukup sedih harus melepas kepergiannya, tapi apa boleh buat, hanya ini yang bisa kulakukan. Setelah mengantarnya, aku pulang kerumah. Aku menghabiskan waktuku di kamar seharian. Meskipun tidak ngantuk, aku terus terbaring diatas kasur dan memikirkan semua percakapan aku dan sofia sejak kemarin. Aku tersadar dan teingat akan kata-katanya “tidak semua vampire rakus akan darah sepertimu”. Aku pun bertekad untuk tidak meminum darah manusia. Setiap malam aku mencari darah rusa di tengah hutan. Meskipun tidak seenak darah manusia, tapi aku ingin merubah kebiasaanku. 

Suatu malam saat aku sedang berada ditengah hutan, aku mendapatkan sesosok wanita dibalik pepohonan. Aku penasaran dan mengejarnya. Wanita itu berhenti. Ditengah cahaya bulan yang lolos dari pepohonan yang rindang, ditemani suara air sungai yang mengalir lembut. Aku perlahan mendekatinya. Aku tersentak saat dia membalikkan tubuhnya. Sofia. Pikiranku mendakak kosong. 

“aku kembali” katanya

Selesai~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar