Rabu, 03 Juni 2015

With You



WITH YOU


Sendiri. Disalah satu kursi dikelas 12. Cahaya matahari masuk menusuk kulitku dengan lembut melewati kaca tipis jendela kelas. Kelas yang penuh canda tawa tiba-tiba hening seketika. Aku yang masih tertidur, segera menegakkan kepalaku. Mata sembab, rambut sedikit berantakan, dan air liurku diatas meja. 

“Perkenalkan teman baru kalian” pembukaan yang dilakukan guru matematikaku. 

“Namaku Kyuhyun, aku berasal dari Gwangju. Aku pindah ke Hokkaido karena ayahku dipindah tugaskan. Salam kenal!” salamnya sambil membungkuk badannya sempurna. 

“Baik, kau duduk belakang sana” perintah guru.

Hanya ada 2 bangku kosong dikelas kami. Didepan barisan kedua dan di sebelahku, dibelakang. Guru menyuruh murid baru itu untuk duduk disebelahku. Aku benci hal itu. sejak masuk sekolah ini, tidak pernah ada yang duduk bersama denganku, apalagi sekarang guru menyuruh pria itu duduk disebelahku. Bagiku itu adalah bencana besar. Orang yang periang sepertinya hanya akan menggangguku. 

“Salam kenal, boleh aku tau siapa namamu?” tanyanya ramah

“Eh.. Namaku Yumi, Aikawa Yumi, salam kenal juga” jawabku spontan. Aku sedikit terkejut melihatnya sudah duduk disebelahku. Kami pun terdiam hingga pelajaran selesai. Aku yang biasa tertidur di kelas pada jam istirahat, merasa terganggu dengan keberadaan Kyuhyun. Dia memang tidak berisik tapi, banyak wanita yang menanya-nanyakan tentang dirinya. Aku tahu dia memang tampan, tapi apa kerennya itu. Aku yang tidak bisa tidur langsung pindah ke kantin, membeli sebotol susu hangat untuk menenangkan perutku yang sedari tadi tidak berhenti bersuara. 

“Kurasa aku harus mulai membiasakan diri dengannya” hanya itulah yang terlintas dibenakku, tanpa penolakan. Sebenarnya aku agak bingung, kenapa aku bisa berpikir menerimanya begitu saja. Tapi sudahlah, mau gimana lagi, aku hanya bisa menerimanya disini. 


~*~*~*~*~*~*~


Air dingin membangunkanku dipagi hari yang dingin. Aku harap tidak terjadi hal-hal aneh hari ini. Roti isi penghilang suara perutku, kumakan sambil berjalan menuju stasiun. Aku melihat seorang pria yang sepertinya aku pernah liat sebelumnya. Kyuhyun? aku yakin kalau itu Kyuhyun. aku berusaha menghindarinya. Tetapi saat aku membalikkan badanku dan berniat untuk pergi dari tempat itu diam-diam, Kyuhyun sudah lebih cepat melihatku yang berdiri tepat di belakangnya. 

“Hai.. Kau tinggal dekat sini?”

“Hehehe.. Iya, bagaimana dengamu?” dengan wajah tertangkap basah dan canggung, aku pun membalas sapaannya dan berbicara sedikit

“Iya, aku tinggal di dekat sini”
 
Tanpa kusadari, aku menarik tangannya menjauh dari tempat ia berdiri sekarang. Tidak lama setelah aku menarik tangannya, ada maling yang berlari dan menabrak semua yang dilewatinya.

“Ehmm.. Aku harus pergi ke minimarket sebentar, kau berangkat duluan saja” aku mencari-cari alasan agar tidak pergi ke sekolah dengannya. Aku benci merasakan rasa canggung.

“Mau aku temani?”

“Ah.. tidak, aku bisa pergi sendiri” paksaku sambil mendorongnya masuk ke kereta.

Aku harap dia tidak sadar dengan apa yang kulakukan barusan. Jika sampai ketahuan, sia-sia usahaku selama ini. Tapi kenapa aku mau menolongnya ya. Aku bingung. Aku harus menjaga jarak dengannya.

~*~*~*~*~*~*~


 “Sore ini apa kau ada janji? Aku ingin memintamu mengajarkanku pelajaran matematika barusan, aku tidak bisa mengerti apa yang dikatakan guru matematika tadi.” Tanya Kyuhyun

“Tidak bisa, aku harus pergi”

“Pergi kemana?”

“Apa urusanmu?” 

Dengan wajah cemberut dan kecewa, Kyuhyun pergi meninggalkanku. Aku tidak merasa bersalah sama sekali, karena aku menganggapnya hanya menggangguku saja.


~*~*~*~*~*~*~


Angin di taman seperti membelai rambutku lembut. Langit oranye dan udara segar turut memanjakan mata dan kulitku. Aku beristirahat sebentar di sebuah kursi putih ditaman dekat rumahku. Aku lupa kalau aku harus menghindari Kyuhyun sore ini. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku tersentak dan langsung memutar kepalaku yang tadinya sudah berada di posisinya pas, yang menurutku membuatku sangat rileks. 

“Ternyata kau pergi kesini?”

“Kau?.. Hehe” dengan tampang kikuk aku membalas perkataannya. Sebenarnya aku tidak ingin belajar bersamanya, karna aku sempat melihat masa depannya. Aku melihat dia bersama seorang wanita. Aku orangnya. Aku tidak mau itu terjadi, jadi aku harus menjaga jarak dengannya.

“Apa yang kau lakukan disini” kata Kyuhyun sambil berjalan memutari kursi yang aku duduki untuk bisa duduk disebelahku. 

Aku yang melihat hal tersebut pun langsung berdiri dan pamit pulang,”Aku harus pulang sekarang, maaf aku tidak bisa lama-lama disini, sampai jumpa besok”

“Tung.. Tunggu sebentar..”

Aku dengan terburu-buru pergi dari tempat itu, aku tau apa yang akan dia katakana. Aku tidak mau itu terjadi.


~*~*~*~*~*~*~


Keesokan harinya, dikelas.

“Kenapa kau di taman kemarin? Bukankah kau bilang kau mau pergi?” tanya Kyuhyun penasaran

“Aa.. Aku hanya mencari udara segar sebentar, dan sebenarnya aku juga tidak mengerti apa yang guru matematika kemarin jelaskan.. Hehe “

“Kau berbohong.. Aku tau wajah itu”

“Aa… Tidak. Yasudah kalau kau tidak percaya padaku..” sambil berjalan menjauh darinya sebelum aku ketahuan berbohong padanya.

Tanpa kusadari, Kyuhyun mengikutiku ke kantin.

“Kenapa kau suka sekali duduk sendiri disini? Kau suka minum susu coklat ya?”

“Bukan urusanmu” jawabku malas

“Aku anggap ya”

Aku merasa dia sedikit menggangguku, aku pun pergi menggalkannya lagi. Tapi sebelum aku pergi, aku menitipkan pesan kepadanya

“Saat kembali ke kelas, jangan lewat depan toilet” pesanku singkat sambil terburu-buru meninggalkannya

Kyuhyun yang bingung, tidak peduli dan meremehkan perkataan dariku. Ketika dia berjalan menuju kelas, dia melihat ke arah toilet. Perkataanku terlintas di kelapanya, tetapi dia tetap ingin membuktikan apakah perkataanku benar atau hanya mengada-ngada. Ketika Kyuhyun melewati pintu depan toilet, tiba-tiba ada seekor kupu-kupu hitam besar terbang menghampirinya. Kyuhyun langsung berteriak kencang seperti melihat hantu yang keluar di siang bolong. Kyuhyun berlari secepat mungkin tanpa mempedulikan teman-teman sekolah yang melihatnya konyol seperti itu. Aku yang melihatnya tertawa terbahak. Tapi, kenapa aku memperhatikannya? Kenapa aku selalu ingin melindunginya? Aku harus berhenti memikirikannya.


~*~*~*~*~*~*~


Cahaya bulan sudah menerangi malam ini. Bulan purnama, aku suka melihat bulan purnama. Biasanya aku melihat bulan purnama bersama adikku, tapi dia sedang sibuk belajar. Aku menjatuhkan tubuhku keatas ranjang dengan sprei biru muda yang membuat diriku rileks.  Tiba-tiba hpku bergetar

“Yumi, sabtu ini kau ada janji?” sms dari Kyuhyun

Aku awalnya berniat untuk menolak ajakannya, tapi kurasa aku harus menerimanya “Tidak”

“Bagus.. Kau mau pergi ke taman bunga di pusat Kota Hokkaido?

“Baiklah.. Jam 9 di stasiun”

“Oke, sampai jumpa besok. Oyasumi”

“Oyasumi” tidak ada alasan untukku membalasnya, tapi jari jemariku menulis kalimat itu tanpa perintah otakku. Aku tidak tau apa yang terjadi. Aku merasa senang dan kurasa jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Aku langsung berdiri dan membuka lemari. Baju apa yang akan ku pakai besok. Seperti ada peperangan di otakku. Satu sisi bertanya-tanya “Kenapa aku sesenang ini? Dia kan hanya Kyuhyun dan kenapa aku menerima ajakannya?, sedangkan satu sisi lainnya berkata “Besok aku pakai baju apa ya? Aku harus tampil berbeda dihadapannya besok. Apa aku harus pakai jeans atau dress? Pakai topi atau kacamata ya? Aku bingung.


~*~*~*~*~*~*~


Aku yang telah tiba di stasiun, tidak melihat batang hidung Kyuhyun dimana-mana. Awalnya aku sedikit kecewa, hingga dia datang dari belakang seperti orang asing dan membawakanku coklat. Aku sempat mengira dia orang jahat yang mau menculikku

“Kenapa ekspresimu begitu? Aku hanya seorang Kyuhyun, bukan orang jahat yang ingin menculikmu nona” kata-kata Kyuhyun menghiburku sekaligus menghinaku

“Heyy.. darimana saja kau? Aku sudah menungumu disini sekita setengah jam”

“Ehmm.. Aku mancari ini kemana-mana” kata Kyuhyun sambil mengeluarkan isi kantung celananya. 

“Coklat? Gomawoyo..”

“Kau bisa bahasa Korea?” tanya Kyuhyun dengan ekspresi lucunya

Aku yang tidak bisa menahan tawa melihat ekspresinya langsung menepuk pundak Kyuhyun pelan. “Kata itu sudah sangat familiar disini, apalagi aku adalah salah satu fans Super Junior”

“Kau suka Super Junior? Siapa yang kau suka? Kakakku juga menyukai mereka”

“Aku suka Sungmin, dia imut dan tampan,membayangkan wajahnya saja sudah membuatku senang.” Kataku sambil memegang pipiku dan sepertinya tampak imut.

“Apa bagusnya Super Junior, menurutku aku lebih tampan dari Sungmin yang kau bilang barusan” kata Kyuhyun cemburu

“Apa kau bilang? Jangan pernah menghina Sungmin di hadapanku”

Tidak mau memperpanjang masalah, aku dan Kyuhyun memilih untuk menaiki kereta yang baru saja tiba. Kami hanya diam di dalam kereta. Kami tidak dapat tempat duduk, aku berdiri tepat dihadapannya. Karna canggung, aku membalikkan badanku membelakanginya. Tiba-tiba saja kereja berguncang cukup kencang dan membuat tubuh kecilku hampir terjatuh. Saat itu aku kira aku akan menjadi orang paling sial di Hokkaido hingga sebuah tangan menangkapku dan menahanku agar tidak terjatuh. Tangan Kyuhyun yang menopangku. Aku terdiam didalam pelukannya, aku hanya bisa memperhatikan wajah putihnya. Wajah yang membuatku terpesona. 

“Yumi.. Apa kau tidak apa-apa? Kakimu bisa berdiri sendiri kan? Badanmu cukup berat bagiku, kaki dan tanganku pegal jika harus menahanmu seperti ini terus.” Kelu Kyuhyun yang menghentikan hayalanku

Aku langsung berdiri tegap dan merasa sangat malu. Aku merasa menjadi orang bodoh saat ini. Tapi kenapa aku tidak bisa melihat kejadian barusan? Kenapa tidak muncul di dalam otakku. Aku rasa ni efek jatuh cinta seperti beberapa tahun lalu.

Setelah tiba di taman bunga, aku langsung berjalan-jalan dengan Kyuhyun mengitari taman tersebut. Ketika lelah kami sesekali beristirahat di bawah pohon sambil mengobrol santai. Aku sangat menikmati hari ini. Tidak terasa hari sudah semakin sore. Aku dan Kyuhyun memilih untuk makan di restoran dekat taman. Aku suka sekali restoran ini, terlihat seperti sedang berada di Prancis. Suara saxophone disertai piano, membuatku semakin nyaman untuk makan disini. 

Tiba-tiba seorang pelayan datang dan membawakan 2 gelas anggur untuk kami berdua, tentunya bukan anggur beralkohol karna kami kesini bukan untuk mabuk hahaha.. Entah kenapa, aku tetap tidak bisa melihat masa depanku. Aku sangat menikmati hari ini, aku sangat senang. Ketika mencobai kue yang dibawa oleh pelayan barusan, aku terkejut, aku baru kali ini merasakan kue blueberry seenak ini. Kyuhyun yang melihatku terus-terusan tersenyum, ikut tersenyum senang.

Setelah selesai makan malam. Aku dan Kyuhyun meemutuskan untuk kembali ke rumah dengan kereta terakhir hari ini. Kyuhyun mengantarku sampai di depan rumah.

“Terima kasih untuk hari ini”

“Kau senang kan?” goda Kyuhyun

“Iya.. Sudah kau pulang sana, hati-hati”

“Baiklah, kau langsung tidur ya, Oyasumi”

“Oyasumi”

“Ehmm.. Yumi”

Aku yang awalnya sudah berjalan masuk ke rumah, kembali membalikkan badanku setelah mendengar suara Kyuhyun.

“Aku suka padamu.. Aku ingin kau jadi pacarku, kau mau?”

Aku hanya bisa terdiam, lagi-lagi aku tidak melihat keadaan seperti ini di otakku.

“Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu hingga kau menjawabnya, kapanpun..”

Aku hanya bisa mengangguk tanda bahwa aku mengerti. Aku langsung masuk kedalam rumah meninggalkannya di depan pintu rumah.

Lelah. Aku hanya bisa berbaring di kasur dengan tangan terlentang dan pikiran yang cukup kacau. Aku tertidur dan bermimpi. Aku melihat aku dan Kyuhyun pergi bersenang-senang, bukan kesenangan biasa, aku merasa nyaman, aman dan dia membuat bibirku kaku dengan senyuman ini. Tidak hanya sehari tapi selamanya. Aku hanya bisa melihatnya, tidak ada orang disekitar kita. Hanya aku dan dia. Di tepi pantai menikmati suara air dan matahari tenggelam. Duduk dipelukannya sambil membicarakan hal-hal tentang kami. Tanpa beban dan pikiran aneh lainnya. Tidak ada penolakan di otakku. Aku hanya mau menghabiskan waktuku dengannya.


~*~*~*~*~*~*~


Pagi hari ketika Kyuhyun terbangun, ia mendapatkan sebuah SMS untuk menelpon nomor tersebut. Awalnya Kyuhyun bingung, nomor siapakah itu. Karena penasaran dia menelpon nomor itu. Dengan wajah ngantuknya, dia menekan tombol hijau bertanda menelpon nomor yang telah di pilihnya. 

“Halo..”

“Halo..” dia mendengar suara wanita yang sepertinya dia kenal, tapi Kyuhyun tidak tau tepatnya siapa yang ada di balik suara ini

“Ini siapa ya? Apa ada urusannya dengan saya?”

“Aku mau, aku mau kau menjadi pasanganku. Yang ada saat aku senang maupun sedih. Aku mau kau menjadi seseorang yang selalu membuatku tersenyum, melindungiku dan membuatku merasa nyaman. Aku mau menjadi pacarmu Kyuhyun..” kata-kata Yumi membuat Kyuhyun terbelalak. 

Dia tidak menyangka Yumi melakukan hal ini untuknya. Kyuhyun yang tadinya setengah tidur, langsung terduduk tegap dan tersenyum lebar

“Benarkah? Kau ini Aikawa Yumi yang kukenal kan?

“Iya Kyuhyun yang lebih tampan dari Sungmin” kataku Menyindirnya

“Emang kenyataan kan haha”

Hari-hariku kini tidak pernah kosong. Kyuhyun selalu mengajakku keluar. Jalan-jalan sore, berkeliling di taman, berbelanja di Mall, kami lakukan bersama. Bersama dengannya, dia yang selalu membuat simpul indah di wajahku. Aku senang dia hadir di dalam hidupku. Terima kasih Tuhan atas pemberianmu ini.


~Selesai~

Just With You



JUST WITH YOU

Dau pohon sakura berguguran. Menandakan musim semi akan berakhir. Hembusan angin lembut menerpa wajah mungil kami. Ditengah tumpukan bunga sakura kami bermain. Senyum yang tidak pernah lepas. Bermain seperti anak kecil lainnya. Tanpa beban. 

“Hei kau jangan lari!!” kata Krystin

“Kejar aku kalau bisa.. Wlee” jawab Christ menantang

“Liat saja kau kalau sampai tertangkap” 

Christ berlari secepat mungkin menjauhi Krystin. Mereka saling mengejar dan senyum yang tidak lepas dari wajah mungilnya. Senyum polos. Senyum kebahagiaan dan ketulusan dari kedua malaikat kecil.

“Aduh..” Krystin terjatuh. Christ yang mendengar suara itu langsung berhenti dan melihat keadaanya. 

“Kamu gapapa? Coba aku lihat”

“Kakiku sakitt.. Huaaa..” Krystin menangis cukup keras sehingga membuat Christ cukup panik.

“Jangan menangis.. Sini aku lihat lukamu. Hanya tergores, ayo kita obati dirumahku” kata Christ sambil menenangkan Krystin dengan senyum manisnya.


~*~*~*~*~*~*~

Hari demi hari berganti. Sejak saat itu Christ tidak pernah keluar rumah. Saat Christ dan orang tuanya mengalami kecelakaan pesawat. Pesawat yang mereka tumpangi saat liburan jatuh. Hanya Christ yang selamat. Sekarang Christ tinggal bersama kakeknya. Setiap harinya Krystin mengajak Christ bermain. Hasilnya, tidak ada jawaban apa-apa darinya. Hanya bisa melihatnya di pagi hari sebelum ia berangkat sekolah. Hanya saat itulah Christ mau keluar dari rumah. 

Krystin sudah mencoba segala cara. Mengajaknya bermain salju. Mengajaknya ke pemandian air panas. Mengajaknya bermain sepeda, bermain bola bahkan bermain dengan bunga sakura yang berguguran. Tapi nihil. Krystin tidak pernah berhenti mencoba. Hingga suatu hari, ketika hujan turun, Krystin melihat kerarah jendela rumah Christ yang letaknya hanya beberapa meter dari rumahnya. Christ juga menatap keluar jendela sambil termenung. Krystin berusaha membuat Christ melihat kearahnya. Tapi sepertinya Christ terlalu serius dengan apa yang sedang ia pikirkan. Krystin teringat akan suatu hal. Ia pun langsung berlari ke kamarnya mencari jas hujan dan payung kecil. Krystin berlari keluar menuju taman bunga di dekat rumahnya. Christ yang tanpa sadar memperhatikan gerak gerik tetangga kecilnya itu bertanya-tanya “Apa yang akan dia lakukan?”. Krystin kembali dengan setangkai bunga blood lily -menyerupai bunga dandelion hanya saja berwarna merah dan termasuk jenis lily yang hidup di musim hujan- ke jendela kamar Christ. 

“Ini untukmu” berharap Christ menerimanya dan tidak bersikap dingin padanya. Christ hanya bisa melihatnya dari dalam kamar. Ia langsung pergi mengabaikannya. Krystin merasa kecewa dan sedih. Tak lama kemudian jendela kamar Christ terbuka dan ia keluar dari jendela dengan jas hujannya. 

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Christ dingin

“Aku hanya ingin bermain bersamamu, seperti dulu” kata Krystin dengan senyum polosnya. Christ baru menyadari bahwa tidak semua orang pergi meniggalkannya. Masih ada Krystin. 
Dia yang selalu diabaikan. Ternyata hanya dia yang bisa mengembalikan perasaan Christ seperti sebelumnya. 

“Ayo kita main hujan di taman” ajak Krystin sambil menarik tangan Christ yang sedari tadi berdiam diri. 

Senyum yang dulunya sempat hilang kini kembali. Di tempat sedingin ini, masih ada kehangatan dari senyum kecil dari wajah polosnya. Senyum yang dapat merubah semuanya. Senyum yang membuat orang lain behagia.


Selesai~