JUST WITH YOU
Dau
pohon sakura berguguran. Menandakan musim semi akan berakhir. Hembusan angin
lembut menerpa wajah mungil kami. Ditengah tumpukan bunga sakura kami bermain.
Senyum yang tidak pernah lepas. Bermain seperti anak kecil lainnya. Tanpa beban.
“Hei kau jangan lari!!” kata Krystin
“Kejar aku kalau bisa.. Wlee” jawab
Christ menantang
“Liat saja kau kalau sampai
tertangkap”
Christ berlari secepat mungkin menjauhi
Krystin. Mereka saling mengejar dan senyum yang tidak lepas dari wajah
mungilnya. Senyum polos. Senyum kebahagiaan dan ketulusan dari kedua malaikat
kecil.
“Aduh..” Krystin terjatuh. Christ yang
mendengar suara itu langsung berhenti dan melihat keadaanya.
“Kamu gapapa? Coba aku lihat”
“Kakiku sakitt.. Huaaa..” Krystin
menangis cukup keras sehingga membuat Christ cukup panik.
“Jangan menangis.. Sini aku lihat
lukamu. Hanya tergores, ayo kita obati dirumahku” kata Christ sambil
menenangkan Krystin dengan senyum manisnya.
~*~*~*~*~*~*~
Hari demi hari berganti. Sejak saat
itu Christ tidak pernah keluar rumah. Saat Christ dan orang tuanya mengalami
kecelakaan pesawat. Pesawat yang mereka tumpangi saat liburan jatuh. Hanya
Christ yang selamat. Sekarang Christ tinggal bersama kakeknya. Setiap harinya
Krystin mengajak Christ bermain. Hasilnya, tidak ada jawaban apa-apa darinya.
Hanya bisa melihatnya di pagi hari sebelum ia berangkat sekolah. Hanya saat
itulah Christ mau keluar dari rumah.
Krystin sudah mencoba segala cara.
Mengajaknya bermain salju. Mengajaknya ke pemandian air panas. Mengajaknya
bermain sepeda, bermain bola bahkan bermain dengan bunga sakura yang
berguguran. Tapi nihil. Krystin tidak pernah berhenti mencoba. Hingga suatu
hari, ketika hujan turun, Krystin melihat kerarah jendela rumah Christ yang
letaknya hanya beberapa meter dari rumahnya. Christ juga menatap keluar jendela
sambil termenung. Krystin berusaha membuat Christ melihat kearahnya. Tapi
sepertinya Christ terlalu serius dengan apa yang sedang ia pikirkan. Krystin
teringat akan suatu hal. Ia pun langsung berlari ke kamarnya mencari jas hujan
dan payung kecil. Krystin berlari keluar menuju taman bunga di dekat rumahnya.
Christ yang tanpa sadar memperhatikan gerak gerik tetangga kecilnya itu
bertanya-tanya “Apa yang akan dia lakukan?”. Krystin kembali dengan setangkai
bunga blood lily -menyerupai bunga
dandelion hanya saja berwarna merah dan termasuk jenis lily yang hidup di musim
hujan- ke jendela kamar Christ.
“Ini untukmu” berharap Christ
menerimanya dan tidak bersikap dingin padanya. Christ hanya bisa melihatnya
dari dalam kamar. Ia langsung pergi mengabaikannya. Krystin merasa kecewa dan
sedih. Tak lama kemudian jendela kamar Christ terbuka dan ia keluar dari
jendela dengan jas hujannya.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Christ
dingin
“Aku hanya ingin bermain bersamamu,
seperti dulu” kata Krystin dengan senyum polosnya. Christ baru menyadari bahwa
tidak semua orang pergi meniggalkannya. Masih ada Krystin.
Dia yang selalu
diabaikan. Ternyata hanya dia yang bisa mengembalikan perasaan Christ seperti
sebelumnya.
“Ayo kita main hujan di taman” ajak
Krystin sambil menarik tangan Christ yang sedari tadi berdiam diri.
Senyum yang dulunya sempat hilang kini
kembali. Di tempat sedingin ini, masih ada kehangatan dari senyum kecil dari
wajah polosnya. Senyum yang dapat merubah semuanya. Senyum yang membuat orang
lain behagia.
Selesai~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar